Wednesday, May 29, 2013

Ngunduh Wohing Pakarti : Makna Filsafat Jawa

Makna Filsafat Jawa

Ungkapan-ungkapan tradisional jawa telah berkembang dari mulut ke mulut tanpa di ketahui sejak kapan dan siapa penciptanya, seperti budaya jawa dongeng rakyat. Masyarakat jawa banyak mengenal cerita rakyat, baik fabel, legenda, maupun epos
Di jawa banyak ungkapan-ungkapan tradisional yang berkembang dan merupakan kata-kata bijak orang jawa. Kata-kata itu dirangkai menjadi ungkapan-ungkapan bermakna,berkarakter, dan bernilai luhur.. intisari dari pengalaman sudah teruji oleh penciptanya dalam dalam mengarungi kehidupan.
Di era sekarang yang di tandai dengan perkembangan teknologi komunikasi, informasi dan transportasi berdampak pada perkembangan budaya jawa tergilas oleh modernisasi yang di pahami salah kaprah.

Orang jawa memilih budaya asing yang orientasinya barat. anyak orang jawa tidak mengenal budayanya sendiri, malah lebih akrab dengan budaya asing. Budaya jawa semakin hari semakin punah sehingga ada ucapan jawa "Wong jowo wis ilang Jawane" orang jawa sudah kehilangan jati dirinya sebagai suku jawa.

Budaya jawa sudah di tinggalkan dan beralih budaya impor yang tidak sesuai dengan kepribadian jawa. Kita memang lama berada dalam kubangan sebagai bangsa yang pasif-reaktif. Kita sering terlena terhadap apa yang kita miliki, seolah tidak berarti, ketika bangsa lain merawat dan mengklaim milik kita, baru kita reaksi layaknya "Pahlawan yang bangun kesiangan". Ayok kita bangun dari tidur berkepanjangan,

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari filsafat jawa atau ungkapan jawa berikut akan di tampilkan terjemahan Ngunduh Wohing Pakarti ke dalam bahasa Indonesia :

Ngunduh : Memanen, menuai : mengambil, memungut, memetik hasil
Wohing   : Buahnya
Pakarti    : Perbuatan, Kelakuan

Secara keseluruhan terjemahannya ke dalam bahasa indonesia adalah : "setiap orang kelak akan mendapat balasan yang setimpal dari perbuatannya "

0 comments:

Post a Comment